Powered By Blogger

Rabu, 13 April 2016

Nothing

Quote of the week
Don't read it. It just what my heart think, nothing to read. Just writing no more. Pls do not care. Thx.
This is my private blog. Whatever.

Zao shang hao!

Tiap hari kayak orang stress nge-check web yang gaada perubhannya. I know there is no difference but I'm still in love in what I did. Argh!

Sometimes like a fool people. Don't know what happened.
Long ago, I was happy by myself
Long ago, It was me and no one else

Stone cold baby,
Happy for You
Give me the truth
You dancing with her, while I'm starring at my phone

Hari-hari yang bahagia kemana perginya?
The glory day has gone
And I should to bring it back

Kamis, 31 Maret 2016

The Light I used to be

Bintang ..

There is no tomorrow to begin again..

Every dust have a chance to result the energy
The energy transformed became a shining star

Setiap debu punya kesempatan untuk menghasilkan energi
Energi untuk berubah menjadi bintang yang bersinar

Pusaran debu yang bergemul atas helium dan hidrogen menghasilkan energi cahaya
Kemudian lahirlah sebuah bintang baru

Star is a part of the universe
It mean a part of world too
Creation of God

All living will surely die
Thats all I knew

Ada Bintang yang lahir untuk menggantikan bintang yang telah mati
Ya.. Mati.. Energinya sudah habis
Semua ada masanya

Seperti kehidupan
Banyak orang yang mengibaratkannya sebagai roda
Atas dan Bawah
Terus berputar

Yang dipermasalahkan apakah Bintang yang telah mati tersebut dapat hidup kembali?
Ya, bisa. Karena yang mati pun masih punya potensi dan pengalaman.
Mereka bisa bangkit jika kekuatan mereka sudah terisi penuh.
Atau mereka bisa terkubur in the deepest of the world and gone.

Seperti renkarnasi?
Kurasa tidak. Hanya saja hidup kembali bukan berarti bereinkarnasi.

Teori hanya teori sampai sekarang pun hukum relativitas Einstein belum sepenuhnya terbukti.
Karena itu hanya teori.
Siapa sangka banyak ilmuwan dahulu kala yang hanya membuat teori, menjadikannya tersohor?
Masih ingat teori Abiogenesisnya Aristoteles?
Kurasa itu masuk akal. Tikus terbentuk dari setumpuk pakaian kotor.

Senin, 12 Oktober 2015

His Friend

Temanmu sepertinya hanya update soal photo editing tidak tentang social media account
Karena itu aku susah untuk stalking dia

Temanmu tidak aktif di sosial media kecuali facebook
Jadi aku hanya bisa stalking lewat sana

Temanmu itu suka sama kamu ya?
Banyak hal yang mencurigakan yang aku pelajari dari akun facebooknya

Temanmu itu.. Sejak kapan dia mulai suka padamu?
Ah yang benar saja kapan hal ini berakhir?
Rasanya aku mulai lelah, hal ini terus saja berulang

Aku tahu kita saling peraya, oleh sebab itu aku menulis ini dengan begitu halus
Mungkin kalau orang lain yang mengalami ini, temanmu itu sudah berada diujung dunia
Hanya saja ini aku, aku tak akan berbuat hal seperti itu

Atau mungkin ini hanya salahpaham
Aku sangat berharap ketika kita mengklarifikasi semua ini, hipotesis-ku salah tentang kamu dan dia

Ah.. Ya kalau kau tak sengaja membaca postingan ini, aku minta maaf karena tak seharusnya aku menulis ini

Ada yang berpendapat :
"Seorang wanita mampu menyembunyikan rasa cintanya selama bertahun-tahun, tapi seorang wanita tak mampu menyembunyikan rasa cemburunya walau sesaat"           -Unknown

Sabtu, 19 September 2015

Distance

      Tidak terasa ternyata sudah begitu larut terlalu dalam. Entahlah sulit digambarkan dengan sebuah kata. Berimajinasi pun mungkin rasanya aku terlalu lelah untuk melakukannya. Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu. Padahal ini hanya satu bulan namun seperti beberapa hari saja. Karena "padahal ini hanya satu bulan namun sudah seperti satu tahun saja" sudah agak mainstream. Baiklah, mungkin karena aku menjalaninya dengan penuh kepercayaan yang besar beserta komitmen yang kuat, aku dapat berkata demikian.
       Semoga kamu sehat disana, selalu dalam lindungan Allah Ta'ala.

       Rasanya seperti pohon yang tetap tumbuh subur, lengkap dengan daun yang hijau, akar yang kuat, batang yang sehat, dan tentu saja bermanfaat bagi kehidupan karena dapat menghasilkan oksigen yang cukup untuk lingkungan sekitar. Walaupun saat ini sedang musim kemarau. Dimana semua pepohonan mengering tak bersisa. Terimakasih sudah mengerimkan sumber hara-mu pada ku walau kau jauh disana.
         No words can explain the way i'm missing you.

        Banyak sekali cerita saat kau tak ada disini. Aku ingin bercerita banyak hal padamu. Kau tahu? Ternyata aku sudah sedikit dewasa saat ini. Berpikir rasional, banyak membaca, ingin tahu segala hal, motivasi, pengkhidmatan, dan lain-lain. Hei.. aku juga menunggu cerita mu nanti hehe.. Oh ya tapi sekarang aku sedang ada penyakit sosial. Entah kenapa jadi kurang berinteraksi dengan orang baru disekitarku. Mungkin aku yang terlalu serius atau aku yang memang tak menarik? haha entahlah.. Get easy!

          "To miss someone is the cure and the disease. As soon as you meet them, it just grows even bigger"
           - Phosphenous

Selasa, 10 Februari 2015

Tumpahan Tinta Hitam

Hai Ryouta (*^-^*)

Hari ini, langit tetap biru, awan tetap terlihat putih, namun angin masih saja membuat tulang rusukku gemetar. Jalan itu kini terlihat sepi dan usang, sejak kereta yang membawamu pergi dari tumpahan tinta yang kau ukir diatas kertas warna-warni ku. Tatapi tetap saja aku ingin mengulang semua kenangan kita berdua.

Entah kapan kereta itu kembali, dan siap untuk berjalan direl yang telah kubuat selama ini. Kau tahu? Aku membuatnya dengan sedikit energi kebahagiaan dan kelembutan semilir angin bunga Sakura. Indah bukan?

Masih ingat ketika Hanami keulusan kita 3 tahun yang lalu. Aku kira hari itu si burung kecil ingin menyampaikan perasaanya pada ku. Tapi, ternyata aku salah. Jadi aku menunggunya sampai saat ini dibalik benteng besi yang kubuat untuk mu.

Mungkin perasaanku terlalu kuat. Saat ini aku hanya takut.. Takut akan satu hal. Mengingat yah.. Mengingat kita sudah lama tidak bertemu. Menghabiskan waktu bersama. Dan melakukan hal yang kita inginkan bersama. Satu hal yang bukan didasari oleh keraguan. Namun, oleh luka yang mungkin akan terjadi suatu saat ketika kita bertemu.

Ryouta, maafkan aku..
Tapi bisakah kau, kembali untukku..
Jika aku dapat membuat waktu berputar kembali..
Mungkin aku akan memlih jalan untuk memulainya lebih awal..

Sabtu, 03 Januari 2015

Satu Tahun

SATU TAHUN.
Sekarang ini sudah satu tahun Keiko bersama-sama dengan teman sekelasnya. Bukan waktu yang singkat untuk saling mengerti satu samalain dengan teman-temannya. Keiko benci mereka semua, mereka yang selalu tidak jujur dalam setiap ujian yang diadakan sensei. Sedikit dari mereka yang bersikap jujur dan menilai seberapa pentingnya nilai diatas secarik kertas.

Sato, Tooru, Ayame, Hyoshin, Rin, dan teman – teman yang lain begitu pedih dibenak Keiko. Dia hanya kasihan pada mereka semua, bagaimana kehidupan kuliah mereka semua kalau mereka tidak mau merubah sikap dan sifat mereka terhadap pelajaran di Sekolah.

Dia pernah membaca buku ‘The Milionaire Mind’ oleh Thomas J. Stanley. Disana di perlihatkan 30 Faktor Sukses oleh survei yang dilakukan pada ratusan orang sukses. Mereka yang disurvei adalah orang-orang yang memiliki aset pribadi satu juta dolar US (kuran lebih 10 miliar rupiah), bukan aset perusahaannya. Dari seluruh pertanyaan yang diajukan tentang faktor apa yang membuat sukses, ternyata JUJUR adalah faktor sukses nomor 1. Dan yang menduduki faktor ke- 30 dari 30 Faktor Sukses adalah Lulus dengan nilai terbaik atau hampir terbaik. Jadi, kesimpulannya orang yang lulus UN nya dengan nilai terbaik atau hampir sempurna dengan kecurangan, belum tentu ia akan sukses di masa depan.

Berbicara di Sekolah saat ini, Keiko menginjak umur 18 tahun dia sekarang duduk di kelas 3. Dia berharap untuk lulus ujian masuk Universitas  di Univeratias Tokyo. Mengikuti bimbingan belajar, bukan perkara mudah. Pasalnya itu juga merupakan tekanan. Ditambah situasi di Sekolah yang tidak menyenangkan. Menurut Keiko, tidak ada guru di Sekolahnya yang menghargai dia. Entahlah kenapa dia berpikir seperti itu, mungkin sudah banyak yang membuatnya kecewa di Sekolah.

Kehidupannya di Sekolah membuat dia kurang diakui oleh teman sekelasnya. Hanya disuatu Organisasi di Sekolah yang membuat dia merasa sangat diakui dan dihargai. Itu membuat Keiko sangat senang sekali. Ditambah saat ini Ryuu selalu ada disisinya kapanpun, dimana pun. Saat ini hanya itu energi yang dia punya untuk menjalani kehidupan di Sekolah.

“Hyo-san, untuk apa kau menyalin pekerjaan orang lain” tanya Keiko

“Aku tak sempat mengerjakannya” jawab Hyoshin ”Sudah lah, mingir sana sebentar lagi Yamada sensei datang kan..”

Keiko pun menyingkir dari jalan Hyoshin.


Apanya yang tidak sempat menyelesaikannya? Kau kan hanya bermain di batting center seharian penuh kemarin.

Senin, 29 Desember 2014

Nippon Water Bone

Keiko merasa seluruh tubuhnya terbakar, menggigil, dan lumpuh seketika. Ia merasa lidahnya kelu dan tiba-tiba saja seluruh syaraf penglihatannya kabur. "Bagaimana aku bisa melakukan ini?" pikirnya "Andaikan aku bisa mengulang waktu ini.. Oh Tuhan" Malam baru saja dimulai, dengan mengenakan mantelnya Keiko beranjak keluar dari kamarnya.

Saat ini, Ryuu sedang menggengam ponselnya dan memandangi text mail yang baru saja masuk. Ternyata itu dari Keiko, begitu huruf Hiragana terpampang jelas dilyar ponsel Ryuu. Ia menekan layar ponsel dengan ibu jarinya, kemudian membaca pesan tersebut. "Kenapa.. Kenapa aku berdebar-debar" pikirnya.
"Ryuu... Tolong ambilkan sashimi diatas meja" teriak Ibu Ryu dari ruang tatami "Ah.. Baik bu.." Ryuu mengambil sashimi dan melangkah ke dalam ruang tatami. Disana sudah ada Okasan, Otosan, dan Yuji-san kakak Ryuu. "Hei.. Ayo makan bersama, sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini" ucap Otosan. "Ah.. Otosan aku tidak bisa makan bersama saat ini.." kata Ryuu "Ada apa Ryuu?" tanya Okasan "Tidak apa-apa bu, aku hanya.. Aku sudah ada janji dengan temanku.." "Baiklah.. Mungkin tidak hari ini, Pulang sebelum larut malam ya" Otosan megizinkan.

Malam ini udara dingin begitu menusuk, banyak gang-gang sepi di prefektur Saitama. Namun, tak menghalangi langkah Keiko untuk terus menyusuri jalan menuju tempat itu. Ia terus mendekapkan kedua tangannya dibalik mantel. Merapatkan setiap sisi mantel yang terbuka. Salju terus terus menerus turun sebagai serpihan kecil halus yang nampak bersahabat. Angin sayup-sayup menderu menerbangkan beberapa helai rambut Keiko yang ia biarkan tergerai. Kakinya mulai lunglai, lesu. Rasanya aku ingin sekali berisirahat disini, pikir Keiko. Tapi disudut gang itu nampak kegelapan berselimut, hawa dingin mencekam.
Tiba - tiba terdengar suara langkah kaki dari arah kegelapan itu."Keiko.. Keiko.." teriak seseorang

"Ryuu.. kau datang menemuiku?" tanya Keiko setelah Ryuu tepat dihadapannya.